Solo trip bukan berarti saya ke solo tapi artinya saya jalan2 solo alias sendiri.. Jalan2 sendiri.
Waktu : rabu 20 Mei 2015 Sekitar jam 10an
Sebenarnya udah lama saya bercita2 ke masjid raya Bandung. Kepengen banget liat rumput di pelataran masjidnya yang sering di posting orang2 di sosmed. Akhirnya di hari rabu pagi, setelah izin ama suami (yg lagi rapat di kantornya) saya keluar hotel dengan tujuan ke masjid raya bandung. Bermodal liat2 GMaps di hape, saya dengan pede nanya sama tukang parkir depan hotel bagaimana cara ke masjid raya bandung di jalan asia afrika. Eh si abang malah nawarin dianter naik motor aja. Saya sebagai turis yang ga mau repot setuju aja dianter, apalagi kata kang parkirnya terserah saya mau bayar berapa. Akhirnya saya dianter pakai motor dari jl riau ke jl asia afrika. Sampai di jln asia afrika saya inisiatif minta berhenti di gedung merdeka (museum asia afrika). Akhirnya saya turun disitu. Padahal kan awalnya cuma mau ke masjid. Maksud hati mau masuk museum.. Entah mengapa ga jadi. Malah saya jalan terus ke arah masjid raya (mungkin krn tujuan utamanya memang ke masjid ya). Selain itu udah jam 11.30an juga, mungkin sebaiknya solat dzuhur dulu di masjid. Jalan lumayan jauh.. Sekitar 200 meteran. Yang membuat perjalanan jadi berat adalah panas matahari di siang bolong. Sekitar 10 menit kemudian saya sampai juga di depan pelataran masjid.. Langsung terpampang rumput hijau bak permadani, ramai dipakai bermain anak2, ibu2 dan orang2 lagi selfie. Padahal lagi panas2nya dan ga ada kanopi atau atap atau pohon jadi rumputnya terpajan sinar matahari langsung. Tapi ada aja yg aktifitas disitu. Satu lagi yang saya perhatikan, semua yang menginjak rumput rupanya tidak pakai alas kaki. Saya coba juga lepas sandal dan injak rumput.. Rasanya hangat banget (kaya karpet habis dijemur seharian). Setelah puas mengagumi rumputnya, saya beranjak masuk masjid. Kesan pertama saya adalah masjidnya ramai sekali. Kalau anak2 main diluar ya wajarlah. Tapi saat itu di dalam masjid banyak anak kecil berlarian kesana kemari. Saya pun duduk bersandar pada sebuah tiang masjid. Selain anak lari2 ada juga lelaki2 lagi tidur, bapak2 cukur jenggot (dalam masjid) dan sekelompok ibu2 berseragam kayanya habis pengajian atau arisan.
Ga kelihatan sih anak kecil pada lari2an
Pandangan menyapu seisi ruangan. Saya pun menemukan tempat wudhu.. Rupanya wudhunya di lantai bawah. Turun 1 lantai. Tempat wudhu standar lah.. Mirip2 at tin Rupanya ruangan ramai tadi bukan area sholat. Karena jika masuk lebih dalam maka akan bertemu ruangan lain yg lebih kecil dan berpemisah.
Area solat perempuan
Disini lebih tenang. Di pintu masuknya ada tempat peminjaman mukena. For free of course Selesai solat saya kembali ke rerumputan di pelataran. Foto2 sebentar dan berjalan2 sebentar diatas rumput.
Rumput masjid raya
Puas kepanasan saya lalu jalan ke museum konferensi asia afrika. Pas sampe sana jam 12.15 an.. Museumnya tutup ternyata, lagi istirahat jam 12-13. Saya pun nyari tempat makan dulu nunggu museumnya buka. Jam 13.30 saya kembali dan museum sudah dibuka. Tiket masuk ga ada.. Cuma isi buku tamu aja di front officenya.. Nama alamat dan tujuan datang ke museum
Patung Bung Karno dan delegasi negara peserta KAA
Mesin ketik
Area display
Selain diorama dan barang peninggalan KAA ( mesin tik, kartu anggota panitia, kursi rapat dll), di dinding banyak dipasang poster dalam kaca yang menceritakan latar belakang kenapa diadakan KAA, mengapa hanya negara2 Asia dan Afrika, apa hubungan KAA dan negara adidaya macam Amerika saat itu. Tapi ga usah saya jelaskan disini.. Soalnya panjang bangeedd
Keterkaitan konferensi kolombo dengan KAA
Ruang Konferensi
Gong KAA
Salah satu selasar di luar rg konferensi
Dari ruang display (yg banyak poster dan barang2 peninggalan. Ga tau nama asli ruangnya apa. Ruang display itu sebutan dari saya) saya beranjak ke ruang konferensi. Tapi sebelum sampai disitu ada ruang audiovisual, di dalam ditayangkan testimoni saksi2 hidup saat KAA dilangsungkan. Dari ruang audivisual saya ke ruang konferensi. Dari ruang konferensi saya ke ujung.. Ruang terakhir sebelum pintu keluar yaitu ruang merchandize.
Ada merchandize jugaa
Pintu masuk dan keluar tidak sama. Keluarnya dari sisi samping belakang gedung yang menghadap ke sungai ( ga tau namanya apa).
Depan pintu keluar gedung merdeka
Nah.. Selesai sudah petualangan saya hari itu. Saya telp kang parkirnya biar dijemput kembali ke hotel. Sejarah ada karena ditulis.. Maka biar pengalaman saya ke gedung merdeka jadi sejarah maka saya tulis di sini.